Ecoutez Biography'S
Artist: Ecoutez
Year: 2002
Genre: Pop, Jazz
[Ecoutez] Band ini berdiri pada pertengahan 2002 dengan nama
kami yang sebelumnya yaitu A.S.A (Art Soul and Attitude), yang terdiri dari
Tompi (vocals), Arya Bima (guitar), Leo (Bass), Bibus (keyboards), Jay (drums)
dan Amar (trumpet).
Band ini mengeksplorasi sesuatu yang baru dalam bermusik dan
dalam pertunjukan live-nya. Cool soulful chillout, break beats and deep-house
yang tadinya hanya dapat diperdengarkan pada DJ sets, kini dapat diperdengarkan
secara live. Genre band ini berfokus pada pop-jazz dengan sedikit sentuhan
funk. Musik-musik dari Incoqnito, D’Sound, Earth Wind and Fire dan Jamiroquai
merupakan sebagian dari influence kami baik pada permainan maupun pada
lagu-lagu yang kami ciptakan.
Demo pertama kami diproduseri oleh Benang Merah Production
(PT. Jakarta Media Communication), Tetapi seiring dengan berjalannya waktu,
Album kami gagal release dikarenakan berbagai permasalahan internal yang
dialami oleh pihak Benang Merah Production. Band ini sempat vakum dan tidak ada
kegiatan selama 1 tahun diakibatkan Tompi berkeputusan untuk menciptakan album
solo nya.
Band ini bertemu dengan Levy Santoso pada awal tahun 2004
yang menawarkan untuk melanjutkan produksi dari band ini yang sempat tertunda.
Ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba Amar mengundurkan
diri dari band untuk bergabung dengan Maliq &
D’essetials dan Bibus memutuskan untuk bergabung dengan band baru yang bernama
Groovology.
Band ini memutuskan untuk mencari vocalist baru pada Oktober
2004. Setelah dilakukan beberapa audisi akhirnya pilihan jatuh pada Delia
(Amelia Septianti) pada bulan Agustus 2005, lalu Arya mulai mencari keyboardist
dengan cara meminta rekomendasi dari para teman-teman musisinya dan menghadiri
café-café dan hotel bintang lima yang menyajikan pertunjukan live music.
Pilihan jatuh pada Iaz (Widyo Prastowo) dimana Iaz adalah
programmer dari band yang bernama Stereo Soul. Setelah mendapatkan persetujuan
dari anggota-anggota lainnya, mereka setuju untuk mengajak Delia dan Iaz untuk
bergabung dalam band. Dikarenakan adanya dua anggota baru dalam band, maka kami
sepakat untuk mengganti nama band menjadi Écoutez! pada September 2005. Nama
Écoutez! berasal dari bahasa Perancis yang berarti “Dengarkan!”.
Dengan begitu, kami ingin mengajak para pencinta musik
Indonesia untuk mendengarkan hasil karya kami. Kini setelah Écoutez!
menyelesaikan proses rekamannya, Écoutez! mendapatkan kontraknya dari major
label yang bernama Alfarecords sebagai distributor dan promotor pada 15 Maret
2006.Album perdana Écoutez! yang bertitel “EKUTE!” ini bertujuan untuk
mensosialisasikan spelling dari kata Écoutez! yang kurang akrab terdengar,
ditulis dan dibaca oleh orang-orang Indonesia. Album yang berjudul “EKUTE!” ini
sendiri berisi 10 lagu dengan hits pertama yang berjudul “Simpan Saja”.
Lagu “Simpan Saja” yang bernuansa pop-jazz, merefleksikan
pengalaman kisah cinta yang hampir dialami oleh banyak orang, dengan cerita
cinta yang general dimana salah satu pihak merasa dikecewakan karena telah
disia-siakan cinta dan ma’afnya oleh pihak yang dicintainya sehingga ia
memutuskan untuk sendiri.
Pada akhirnya keseluruhan materi album Écoutez! yang
berjudul “EKUTE!” ini melukiskan kejadian-kejadian dari kisah cinta yang dapat
terjadi di sekitar kita yang kadang tidak dapat kita hindari. Namun kita dapat
memetik segala hikmah yang terkandung dalam setiap episode-episode kehidupan
cinta yang telah, sedang dan akan kita jalani.
Dari 10 lagu di album Écoutez! yang bertitel “EKUTE!” ini,
kami menyajikan karakter vocal Delia yang seksi, musik yang dinamis tetapi
terkadang dapat mengalun dengan lembut dan lirik-lirik yang catchy sehingga
dapat menyentuh emosi para pendengarnya. Kami berharap dengan hadirnya
materi-materi dari debut album Écoutez! yang bertitel “EKUTE!” ini dapat
memberikan sedikit berbagi pengalaman, penyegaran dan dapat memberikan nuansa
baru bagi industri musik di Indonesia.
Sebagai penutup, semoga kita semua atau para pendengar
khususnya, dapat menikmati hasil karya ini yang bagi kami adalah karya yang tak
ternilai harganya karena merupakan hasil karya yang kami perjuangkan selama
bertahun-tahun untuk mewujudkan “sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin”.
Enjoy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar